Makalah
Botani Tumbuhan Rendah
Lichenes
(Lumut Kerak)

Dosen
Pembimbing : Evi Suryanti , M.Sc
Oleh
: Jumiati
Npm : 116510946
Kelas : 4c
PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
Kata
pengantar
Puji syukur Alhamdulillah saya
panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah untuk mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah ini tepat pada waktunya.
Saya sebagai penyusun pastinya
tidak pernah lepas dari kesalahan . Begitu pula dalam penyusunan dari makalah
yang berjudul “Lichenes (lumut kerak)” ini. Oleh karena itu saya mengharap kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
PEKANBARU, APRIL 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa kelas ascolichenes dan kelas basidiolichenes
merupakan merupakan pembagian kelas dari
lichenes (lumut kerak) itu sendiri. Lumut kerak adalah organisme hasil
Simbiosis Mutualisma Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam.
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah
suatu organisme
majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus
(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik
(photobiont), yang dapat berupa alga
hijau (biasanya Trebouxia)
atau sianobakteri (biasanya Nostoc).
Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya
pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan
masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan
terpisah.
Lumut
kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat
ekstrem, seperti tundra,
permukaan batu
di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya,
lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi.
Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna,
bahan parfum,
serta bahan pengobatan (contoh: kayu anginUsnea). Lumut kerak mampu hidup subur pada
suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar
luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang
diketahui dari – 2500 species yang ada.
Livhenes
atau lumut kerak ini di bagi menjadi dua kelas menurut cendawan yang
menyusunnya seperti yang disebutkan
diatas yaitu ascolichenes dan basidiolichenes. Secara lengakapnya mengenai
Lichenes dan dua kelasnya akan di bahas
dalam pembahasan makalah ini pada bab selanjutnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari
penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa
itu Lichenes ?
2.
Bagaimana
Struktur Lichenes ?
3.
Apa
saja jenis- jenis Lichenes ?
4.
Bagaimana
reproduksi Lichenes
5.
Apakah
peranan Lichenes?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Menjelaskan
tentang Lichenes
2. Menjelaskan
struktur Lichenes
3. Menjelaskan
tentang jenis- jenis Lichenes
4. Mengetahui
cara reproduksi Lichenes
5. Mengetahui peranan Lichenes
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengenalan
Umum Tentang Lichenes
Organisme ini
sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari
segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.Lichenes hidup sebagai
epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah
tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup
oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya
tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai
sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk
pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Lichenes tidak memerlukan
syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu
yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat
menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes
dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun
jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes
disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium
adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan
Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut
menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya
kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian
dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis
dengan ganggang tertentu pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan
dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan,
masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya
Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi
daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang
sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu
memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus
seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat.
Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung
pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Pada lichenes simbiosis antara
fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan
sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan
dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama
yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air
dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara
ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal
balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan
diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hubungan seorang majikan
dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama antara cendawan dan
ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang
masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus
lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada
yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup,
tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang
miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal
tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium
cendawan jauh lebih banyak bagian dalam talus terdiri atas anyaman hifa yang
renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat
dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang
dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan
lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita
membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti
semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid
pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai
ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan
hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya.
Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus
terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru.
Pada bebarapa jenis
Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok
kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan
robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin.
Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru.
Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai
batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya
dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium
atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai
jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus induk nya.
2.
Struktur Lichenes
A. Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus
yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini
berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna
kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh
yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif
dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan
lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus.
Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat
bentuk :
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam
di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut
endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik
atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki
struktur berlapis, disebut leprose.
b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh
lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya.
Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar.
Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu,
ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk
mengabsorbsi makanan.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
c. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
d. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
B. Morfologi dalam
(Anatomi)
Struktur morfologi dalam
diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang
dapat diamati secara jelas yaitu:
a. Korteks atas
Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian
ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru
atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari
jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu
Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat
fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
b. Medulla Terdiri
dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
c. Korteks bawah Lapisan ini terdiri dari struktur
hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus
atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah
akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes
tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis
yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan
melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat
bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari
sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas
dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci,
yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
C. Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara
vegetatif terdiri dari:
a. Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit
sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m
diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan
licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia.
Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang
membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat
terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
b. Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan
terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 –
0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media
perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30
% dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan
isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
c. Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
d. Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
e. Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
f. Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
g. Cyphellae dan
Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
h. Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
3.
Jenis-Jenis Lichenes
A.
Klasifikasi LICHEN Berdasarkan fungi
yang menyusunnya

B.
Lichen
Berdasarkan Cendawan yang Menyusunnya
1.
Ascholichen : meliputi
lima bangsa/ordo, yaitu:
a.
Caliciales
: memiliki aksokarp dengan askus-askus yang disintegrasi sehingga memiliki
massa yang hilang/ hancur.
Contoh: Calicium


Klasifikasi
Kingdom : Plantae Divisio : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes Classis : Ascolichenes
Ordo :Caliciales Famili
:Caliciaceae
Genus :Calicium Spesies : Calicium
sp.
b.
Graphidales : memiliki thallus yang crustose dengan apotechia
yang memanjang membentuk suatu deretan. Contoh: Graphis

Klasifikasi
Kingdom : Plantae Division
: Thallophyta
Anak divisi : Lichenes Class : Ascolichen
Ordo :
Lecanolares Family
: Graphidaceae
Spesies : Graphis sp.
c.
Cyanophilales
: (Gk. kyanos = biru, philein =
menyukai). Bangsa ascholichenes yang alganya Cyanopyceae. Contoh: Peltigera.

Klasifikasi
Kingdom : Plantae Divisio : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes Class : Ascholichen
Ordo : Cyanophylales Familia : Peltigeraceae
Genus : Peltigera Species : Peltigera sp
d.
Lechanorales : simbionnya dengan Chlorophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium di
tepi thallusnya.
Contoh : Parmelia.

Klasifikasi parmelia sp
Kingdom: Plantae Division: Thallophyta
Kingdom: Plantae Division: Thallophyta
Anak Divisi : Lichenes Class : Ascolichenes
Order: Lecanorales Family: Parmeliaceae
Genus: Parmelia Spesies : Parmelia sp
Order: Lecanorales Family: Parmeliaceae
Genus: Parmelia Spesies : Parmelia sp
e.
Caloplacales
: Bangsa lichenes yang memiliki spora-spora
berdinding tipis, biasanya ada 2 sel
saja.
Contoh: Caloplaca
2. Basidiolichenes
(Hymenolichenes)
Contoh: Cora pavonia dan Rocella tinctoria
1. Ordo Basidiolichenes
ž Kebanyakan mempunyai thallus yang berbentuk
lembaran-lembaran pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung
basidium. Yang sangat menyerupai bentuk buah Hymenomycetales. contoh
Cora pavonia dan Roccella tinctoria
ž Roccella tinctoria
Rocella tintoria adalah spesies dari jamur dalam genus Rocella, sinonim homotypic dari Lecannora
tintoria ini pertama kali dijelaskan oleh Augustin Pyramus de Candolle pada
tahun 1850.


Roccella tintoria
Klasifikasi
Kingdom : Plantae Divisi :Thallophyta
Anak divisi :
Lichenes Kelas : Basidiolichenes
Spesies : Roccella tinctoria
C.
Klasifikasi
Berdasarkan Alga yang menyusun Thalus
Berdasarkan Alga yang menyusun thalus dibedakan
menjadi :
A. Homoimerus
- Sel alga dan hifa jamur tersebut merata pada thallus.
- Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe,
Collema, Collema coccophorum
B. Heteromerous
- Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus.
- Alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
D. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya:
Crustose
atau Crustaceous
§ Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di
atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora
dan Graphis pada kulit
kayu.
§ Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian
permukaan atas dan bawah.
Contoh: Rhizocarpon geographicum, Lecanora
argopholis
Fruticose
atau filamentous
§ Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti
pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan.
§ Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang,
rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri
tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Bentuk yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah
tipe antara kedua bentuk itu.Alectoria
samentosa, Cladonia cornuta.
4.
PERKEMBANGBIAKAN LICHENES
Perkembangbiakan
lichenes melalui tiga cara, yaitu :
A. Secara Vegetatif
·
Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh
yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru.
Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa
fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang
kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan
cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah
individu.
·
Isidia
Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang
masing-masing mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika
kondisinya sesuai.
·
Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang
membelah dan diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat
terlepas dari induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar
seperti abu yang tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang
baru memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.
B. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut
pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil,
yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan
pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka
yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur
dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore
menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi
perkembangan menjadi lichenes yang baru.
C. Secara Seksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan
jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok
jamur yang membangun tubuh lichenes.
5. Peranan
Lichenes
Lichenes
memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1.
Lichenes
sebagai bahan makanan
Thallus
dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas, karena
lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan
gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebh
dahulu dengan merebusnya dalam soda.Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak
sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat,
orang-orang menggunakan lichenes sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya
dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose
lichenes digoreng atau dimakan mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah
maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu
menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada musim dingin,
yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara
Alaska memakan lichenes dari jenis Lobaria linita.
2.
Lichenes
sebagai obat-obatan
Pada
abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria
pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena Lobaria dapat
membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichenes juga digunakan
sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai
obat-obatan masih ada.
Dahulu
di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat luka
dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat dalam
ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran
dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina,
pengobatan homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia Baru
dan lain benua selain Australia.
Banyak
jenis lichenes telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar 50%
dari semua spesies lichenes memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan
obat-obatan dari lichenes terus berkembang terutama di Jepang.
3.
Lichenes sebagai antibiotik
Substrat
dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibiotik yang
ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah digunakan secara
komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan antibiotik
ini terbukti ampuh dari penisilin. Selain asam usnat terdapat juga zat
lain seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus
tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichenes yaitu : lecanoric,
psoromic dan asam usnat.
4.
Lichenes yang berbahaya
Pigmen
kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat menyebabkan alergi pada
kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Abu soredia yang melekat pada kulit akan
menimbulkan rasa gatal. Lichen serigala atau Letharia vulpina adalah lichen
beracun. Dari namanya menggambarkan kegunaannya secara tradisional di bagian
utara Eropah sebagai racun untuk serigala. Bangsa Achomawi menggunakannya
(kadang-kadangdicampur dengan bisa ular) untuk membuat panah beracun. Walaupun
demikian, suku Blackfoot dan Okanagan-Colville memakai Letharia sebagai teh
obat.
5.
Kegunaan
lain dari lichen
Dari
hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan Ramalina diperoleh minyak. Beberapa
diantaranya digunakan untuk sabun mandi dan parfum. Di Mesir digunakan sebagai
bahan pembungkus mummi dan campuran buat pipa cangklong untuk merokok,
khususnya Parmelia audina yang mengandung asam lecanoric.
Ekstrak
lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan pewarna untuk mencelup bahan tekstil.
Bahan pewarna di ekstrak dengan cara merebus lichenes dalam air, dan sebagian
jenis lain diekstrak dengan cara fermentasi lichenes dalam amonia. Parmelia
sulcata digunakan untuk pewarna wol di Amerika Utara.
Evernia
prunastri yang tumbuh di ranting pohon oak di Utara California. Spesies ini di
diproduksi secara komersial di Eropa dan dikirim ke Prancis untuk industri
parfum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes
adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan simbiosis antara alga
dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan klsifikasi yang
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.Tubuhnya berupa thallus yang
terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut
berperan dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.
Tumbuhan lichenes tidak akan
terbentuk tanpa adanya simbiosis antara alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan
ini juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga
dan jamur yang hidup terpisah. Pembagian kelas lichenes ada dua kelas yaitu kelas ascholichenes, dan kelas basidiodichenes.
Selain
keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes juga memiliki
kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai sekarang para ahli masih
terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang mengusulkan agar lichenes dimasukkan
ke dalam golongan tersendiri dan terpisah dari jamur dan alga.
B. Kritik
dan Saran
Kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua demi kesempurnaan makalah ini
agar dapat dijadikan sebagai dasar untuk
membuat makalah berikutnya serta memahami botani tingkat rendah lebih dalam
lagi terutama mengenai Lichenes (lumut kerak).
Daftar
Isi
Kata pengantar.................................................................................................
BAB I Pendahuluan
Latar belakang......................................................................................
Rumusan masalah.................................................................................
Tujuan...................................................................................................
BAB II Pembahasan
Pengenalan umum tentang
Lichenes...................................................
Struktur Lichenes................................................................................
Jenis-jenis Lichenes.............................................................................
Perkembangbiakan Lichenes...............................................................
Peranan Lichenes.................................................................................
BAB III Penutup
Kesimpulan...........................................................................................
Kritik dan Saran...................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar