Sabtu, 08 Juni 2013

lichenes


Makalah Botani Tumbuhan Rendah
Lichenes (Lumut Kerak)
Dosen Pembimbing                : Evi Suryanti , M.Sc
Oleh                    : Jumiati
       Npm                   : 116510946
                                             Kelas                 : 4c

PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013

Kata pengantar
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH  SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah ini tepat pada waktunya.
Saya sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan . Begitu pula dalam penyusunan dari makalah yang berjudul “Lichenes (lumut kerak)” ini. Oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




PEKANBARU,         APRIL 2013
         Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kelas ascolichenes dan kelas basidiolichenes merupakan  merupakan pembagian kelas dari lichenes (lumut kerak) itu sendiri. Lumut kerak adalah organisme hasil Simbiosis Mutualisma Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam.
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanya Nostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Lumut kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan (contoh: kayu anginUsnea). Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang ada.
Livhenes atau lumut kerak ini di bagi menjadi dua kelas menurut cendawan yang menyusunnya  seperti yang disebutkan diatas yaitu ascolichenes dan basidiolichenes. Secara lengakapnya mengenai Lichenes dan  dua kelasnya akan di bahas dalam pembahasan makalah ini pada bab selanjutnya.
1.2  Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa itu Lichenes ?
2.      Bagaimana Struktur Lichenes  ?
3.      Apa saja jenis- jenis Lichenes ?
4.      Bagaimana reproduksi Lichenes
5.      Apakah peranan Lichenes?
1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:

1.      Menjelaskan tentang Lichenes
2.      Menjelaskan struktur Lichenes
3.      Menjelaskan tentang jenis- jenis Lichenes
4.      Mengetahui cara reproduksi Lichenes
5.       Mengetahui peranan Lichenes








BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengenalan Umum Tentang Lichenes
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan  susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hubungan seorang majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama antara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam talus terdiri atas anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan  lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena  bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru.
Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus induk nya.



2.     Struktur Lichenes
A. Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus.
Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk :
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.                                                                                             Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
b. Foliose                                                                                                     Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
c. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.                                                                                      Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
d. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
B. Morfologi dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
a. Korteks atas                                                                                                                 Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk  tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
b. Medulla                                                                                                                   Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
c. Korteks bawah                                                                                                             Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
C. Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari: 
a. Soredia                                                                                                                 Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
b. Isidia                                                                                                                             Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
c. Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
d. Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.     
 e. Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.

f. Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
g. Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
h. Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
3.        Jenis-Jenis Lichenes
A.    Klasifikasi LICHEN Berdasarkan fungi yang menyusunnya





B.     Lichen Berdasarkan Cendawan yang Menyusunnya
1.      Ascholichen : meliputi lima bangsa/ordo, yaitu:
a.        Caliciales : memiliki aksokarp dengan askus-askus yang disintegrasi sehingga memiliki massa yang hilang/ hancur.
                        Contoh: Calicium

             
Klasifikasi
Kingdom  : Plantae                                         Divisio  : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes                                    Classis  : Ascolichenes
Ordo    :Caliciales                                           Famili   :Caliciaceae
Genus  :Calicium                                             Spesies : Calicium sp.
b.      Graphidales : memiliki thallus yang crustose dengan apotechia yang memanjang membentuk suatu deretan. Contoh: Graphis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9yITYdCSgfR1NcLR0ouJGzmZQB2r9CzwKyyNiSJlcQ3Ar4BjxuQk1XMzGsbcIho53XaTdya-_RW8m52j5d9svKV29AsYOaMS32aSY1poV8y9Pv95L3IxYiyxBOYNyyqGX4f4WB6uq6vQ/s1600/1614275p.jpg Graphis sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae                  Division : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes            Class    : Ascolichen
Ordo :  Lecanolares                 Family : Graphidaceae
Spesies : Graphis sp.

c.       Cyanophilales : (Gk. kyanos = biru, philein = menyukai). Bangsa ascholichenes yang alganya Cyanopyceae.  Contoh: Peltigera.
               Peltigere sp.                     
Klasifikasi
Kingdom : Plantae                                          Divisio    : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes                                    Class      : Ascholichen
Ordo        : Cyanophylales                               Familia   : Peltigeraceae
Genus    : Peltigera                                          Species  : Peltigera sp

d.      Lechanorales : simbionnya dengan Chlorophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium di tepi thallusnya.
            Contoh : Parmelia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWy-1_mW9HxCfUtmdfdkVitC1FpoGZYYuBH3GlTmgmZukqROk-v6N1uFOs0ZhsfLW_Tn86F5FZPw0BgtqLqOFpc38tVU4PjtbFQLTHfjBM7SKMTTllrnLDzvSyDUtySCZDu-Xv5uF884E/s320/green-round-lichen-branch.jpg 
Klasifikasi  parmelia sp
Kingdom: Plantae                               Division: Thallophyta
Anak Divisi : Lichenes                        Class : Ascolichenes
Order: Lecanorales                              Family: Parmeliaceae
Genus: Parmelia                                  Spesies : Parmelia sp
e.       Caloplacales : Bangsa lichenes yang memiliki spora-spora berdinding tipis, biasanya ada  2 sel saja.
            Contoh: Caloplaca
2.       Basidiolichenes  (Hymenolichenes)
            Contoh: Cora pavonia dan Rocella tinctoria
1.      Ordo Basidiolichenes
ž  Kebanyakan mempunyai thallus yang berbentuk lembaran-lembaran pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium. Yang sangat menyerupai bentuk buah Hymenomycetales. contoh Cora pavonia dan Roccella tinctoria
ž  Roccella tinctoria
Rocella tintoria adalah spesies dari jamur dalam genus Rocella, sinonim homotypic dari Lecannora tintoria ini pertama kali dijelaskan oleh Augustin Pyramus de Candolle pada tahun 1850.
             
Roccella tintoria
Klasifikasi
                        Kingdom : Plantae                              Divisi   :Thallophyta
 Anak divisi : Lichenes                       Kelas   : Basidiolichenes
      Spesies : Roccella tinctoria
C.     Klasifikasi Berdasarkan Alga yang menyusun Thalus
Berdasarkan Alga yang menyusun thalus dibedakan menjadi :
A. Homoimerus
  • Sel alga dan hifa jamur tersebut merata pada thallus.
  • Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin,   termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema, Collema coccophorum
B. Heteromerous
  • Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus.
  • Alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.

D.  Berdasarkan type thallus dan kejadiannya:
Crustose atau Crustaceous
§  Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu.
§  Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Contoh: Rhizocarpon geographicum, Lecanora argopholis
Fruticose atau filamentous
§  Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan.
§  Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Bentuk yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.Alectoria samentosa, Cladonia cornuta.


4.     PERKEMBANGBIAKAN LICHENES
Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
A. Secara Vegetatif
·         Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah individu.
·         Isidia
Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.
·         Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu yang tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.

B. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.

C. Secara Seksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh lichenes.


5.     Peranan Lichenes
Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1.      Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes  belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas, karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebh dahulu dengan merebusnya dalam soda.Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat, orang-orang menggunakan lichenes sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichenes digoreng atau dimakan mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada musim dingin, yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichenes dari jenis Lobaria linita.
2.      Lichenes sebagai obat-obatan
Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichenes juga digunakan sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai obat-obatan masih ada.
Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat dalam ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina, pengobatan homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia Baru dan lain benua selain Australia.
Banyak jenis lichenes telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar 50% dari semua spesies lichenes memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan obat-obatan dari lichenes terus berkembang terutama di Jepang.
3.       Lichenes sebagai antibiotik
Substrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibiotik yang ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah digunakan secara komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan antibiotik ini terbukti ampuh dari penisilin.  Selain asam usnat terdapat juga zat lain seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichenes yaitu : lecanoric, psoromic dan asam usnat.
4.       Lichenes yang berbahaya
Pigmen kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat menyebabkan alergi pada kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Abu soredia yang melekat pada kulit akan menimbulkan rasa gatal. Lichen serigala atau Letharia vulpina adalah lichen beracun. Dari namanya menggambarkan kegunaannya secara tradisional di bagian utara Eropah sebagai racun untuk serigala. Bangsa Achomawi menggunakannya (kadang-kadangdicampur dengan bisa ular) untuk membuat panah beracun. Walaupun demikian, suku Blackfoot dan Okanagan-Colville memakai Letharia sebagai teh obat.


5.      Kegunaan lain dari lichen
Dari hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan Ramalina diperoleh minyak. Beberapa diantaranya digunakan untuk sabun mandi dan parfum. Di Mesir digunakan sebagai bahan pembungkus mummi dan campuran buat pipa cangklong untuk merokok, khususnya Parmelia audina yang mengandung asam lecanoric.
Ekstrak lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan pewarna untuk mencelup bahan tekstil. Bahan pewarna di ekstrak dengan cara merebus lichenes dalam air, dan sebagian jenis lain diekstrak dengan cara fermentasi lichenes dalam amonia. Parmelia sulcata digunakan untuk pewarna wol di Amerika Utara.
Evernia prunastri yang tumbuh di ranting pohon oak di Utara California. Spesies ini di diproduksi secara komersial di Eropa dan dikirim ke Prancis untuk industri parfum.














BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan simbiosis antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan klsifikasi yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.Tubuhnya berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut berperan dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.
Tumbuhan lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis antara alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah. Pembagian kelas lichenes ada dua kelas yaitu kelas ascholichenes, dan kelas basidiodichenes.
Selain keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes juga memiliki kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai sekarang para ahli masih terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang mengusulkan agar lichenes dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan terpisah dari jamur dan alga.

B.     Kritik dan Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua demi kesempurnaan makalah ini agar  dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat makalah berikutnya serta memahami botani tingkat rendah lebih dalam lagi terutama mengenai Lichenes (lumut kerak).
Daftar Isi


Kata pengantar.................................................................................................
BAB I  Pendahuluan
            Latar belakang......................................................................................
            Rumusan masalah.................................................................................
            Tujuan...................................................................................................
BAB II Pembahasan
             Pengenalan umum tentang Lichenes...................................................
             Struktur Lichenes................................................................................
             Jenis-jenis Lichenes.............................................................................
             Perkembangbiakan Lichenes...............................................................
             Peranan Lichenes.................................................................................
BAB III Penutup
            Kesimpulan...........................................................................................
            Kritik dan Saran...................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

e
n
o
s
i
e
v
o
l
y
m